Sabtu, 15 Mei 2010

Mengenang Ibunda Tercinta Hj. St. Aisyah Ende, SH. Dg. Talele.

Sekilas Mengenai Silsilah Ibunda Tercinta Hj. St. Aisyah Ende, SH. Dg. Talele. :

Raja Gowa ke-30 Raja Tallo. Sombata La Oddariu Dg. Mangeppe Karaeng Tallo Karaeng Kaballokang Karaeng Katangka Sultan Muh. Zainal Abidin Abd. Rahman Amirul Mukminin Tumenanga Ri Suangga kawin dengan I Yabang Dg. Talomo Karaeng Campagaya - Karaenga Baine-A Ri Tallo (Saudara kembar dgn Saribulang Dg. Karaeng) di makamkan di makam raja-raja Tallo, 
melahirkan 9 (sembilan) Putra/i, 3 (tiga) diantaranya yaitu :
  1. La Ijo Arung Lalolang Tumalompoa Ri Tallo Kawin dengan Daeng Kenna, melahirkan I Ma'gaukang Dg.Parani  Karaeng Karunrung yang kawin dengan Ida Ayu Sundari (Dari Bali) dan melahirkan : Sari Karunrung (pr).
  2. I Makkaraeng Dg. Makkio Karaeng Lembayya kawin dengan Sinta Karaeng Samanggi, melahirkan I Maradang Dg. Sitaba Karaeng Kasuarrang yang kawin dengan We Bungawali dan melahirkan : I Baso Dg. Mangemba.
  3. Ranti Karaeng Bontosiama (pr) kawin dengan I Mappabangka Dg. Pabeta Karaeng Allu, melahirkan I Janggo (Yangguna) Dg. Mangewai Karaeng Kaballokang yang kawin dengan I Munirang Dg. Parang-parang dan melahirkan : I Baso Dg. Patombong Karaeng Campagaya (bersaudara juga dengan I Madjanuddin Dg. Sisila Karaeng Kaballokang, I Panusurang Dg. Manassa Karaeng Galesong, I Basse Dg. Bau istri dari I Dewagong Dg. Tiro Karaeng Manjapai, dan I Daeng Ranne)
Kemudian dari pertalian keluarga diatas (1) dan (2), Sari Karunrung (pr) kawin dengan I Baso Dg. Mangemba, melahirkan Perempuan bernama : I Yunta Dg. Tanganne.
(3) I Baso Dg. Patombong Karaeng Campagaya sendiri kawin dengan I Bae Dg. Nganne dan melahirkan Putra bernama : I Manggarai Dg. Mannombongi Karaeng Kaballokang (Karaeng Kaballokang lebbasa setelah  I Pangempang Dg. Narang Karaeng Kaballokang putra dari I Madjanuddin Dg. Sisila Karaeng Kaballokang)

I Manggarai Dg. Mannombongi Karaeng Kaballokang kemudian kawin dengan I Yunta Dg. Nganne dan melahirkan Putra pertama yang bernama : I Ende Dg. Palagu, 1907-1946 (Tuan Jaksa Hadat Gowa / Eks Mantri Polisi Klas I dan juga menjabat sebagai sekretaris pribadi Raja Gowa ke-34 I Mangimangi Dg. Matutu Karaeng Bontonompo).


I Ende Dg. Palagu Kawin dgn Hj. St. Hatika Dg. Taugi, melahirkan 7 putra/i antara lain :
1. Ida Ende Dg. Parang-parang (pr)
2. Ulfa Ende Dg. Manutta (pr)
3. Arifin Ende Dg. Pawallang
4. Amiruddin Ende Dg. Malapang.
5. Arifuddin Ende Dg. Patombong.
6. St. Aisyah Ende Dg. Talele (pr)
7. Amirullah Ende.

Catatan :
(Dari silsilah diatas disebutkan :)
* I Mappabangka Dg. Pabeta Karaeng Allu menjabat sebagai Tumabicara Butta Ri Gowa, bersaudara lain Ibu dengan Raja Gowa ke-31 I Kumala Dg. Parani Karaeng Lembang Parang Sultan Abd. Kadir Muh. Aidid dan bersaudara kandung dengan I Makkuta'nang Tumilalang ilanga ri Pabbundukang Tumilalang Towa ri Gowa dan Karaeng Barangmamase.
* I Ma'gaukang Dg. Parani Karaeng Karunrung, I Maradang Dg. Sitaba Karaeng Kasuarrang dan I Janggo Dg. Mangewai Karaeng Kaballokang bersepupu sekali juga dengan Raja Tallo Terakhir I Makkarumpa Dg. Parani Arung Lipukasi.
* I Janggo (Yangguna) Dg. Mangewai Karaeng Kaballokang bersaudara Seayah-seibu juga dengan I Mannusai Karaeng Allu, Rantepattola Karaeng Bontoramba (pr), Karaeng Bisangpole (pr) dan Karaeng Palangisang (pr).
*  I Ende Dg. Palagu bersaudara juga dgn I Ambong Dg. Palallo (Komisaris Polisi), I Sila (Silayara) Dg. Sitaba gugur tertembak mati oleh Tentara Belanda dgn pangkat terakhir Inspektur Polisi II, Kupang Dg. Nipati, Ternate Dg. Memang, Abubakar Dg. Patompo, Butung dan Deli)
 

Jumat, 14 Mei 2010

SANROBONE

Daftar Urutan Kronologi Raja-raja yang pernah memerintah di Sanrobone (Karaeng Sanrobone) :

1. PANCABILLUKA, seorang laki-laki yang berasal dari kayangan yang turun ke bumi, yang kemudian memerintah Sanrobone.
2. TUNIJALLOKA RI PARANGNA.
3. KARAENG MASSAWAYA, tahun 1565 gugur bersama Raja Gowa ke-11 Tunibatta, pada waktu kedua raja ini menyerang Bone.
4. TUNIBOSARA.
5. TUMENANGA RI PARALAKENNA
6. I PANUSURANG DG. MANASSA TUMENANGA RI CAMPAGANA, saudara ipar dari Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin.
7. KARAENGA I PUCU.
8. SANRA KARAENG BANYUARA "I TANIJE'NE", ayah-mertua dari Raja Gowa ke-16 Sultan Hasanuddin.
9. I MAPPADULUNG DG. MATTIMUNG KARAENG CAMPAGAYA - SULTAN ABDUL JALIL, yang kemudian menjadi Raja Gowa ke-19.
10. RAJA-PUTRI YATATOJENG KARAENG BONTOMAJANNANG, adik dari Raja Sanrobone ke-9.
11. PAKANNA KARAENG PANGKAJENE, putra dari suami istri Raja Bima MBELU dan karaeng Bontoje'ne.
12. TUMENANGA RI MASIGINA, Putra dari raja Sanrobone ke-11.
13. TUMENANGA RI SANROBONE, Putra dari raja Sanrobone ke-12.
14. TUMENANGA RI PARASANGANNA, Putra dari raja Sanrobone ke-13.
15. TUMENANGA RI LAGARUDA, mangkat tahun 1838. Mempermaisurikan karaeng Lempangang tidak beranak. Dari istri lain yang bernama SAJIA melahirkan 2 (dua) orang putri, I Memang karaeng Bulu-bulu dan karaeng Boddia.
16. LA PATAU, putra dari suami-istri Karaeng Karuwisi dan Addatuang Sidenreng. Ayahanda La Patau yakni Karaeng Karuwisi bersaudara dengan raja Sanrobone ke-15.
17. Raja-Putri I MEMANG KARAENG BULU-BULU

Sesudah Raja-Putri Sanrobone ke-17 ini, Raja-raja sanrobone tidak lagi bergelar SOMBA, tapi sebagai Karaeng Sanrobone.

18. I BANTANG DG. NGILAU
19. I GUNTURU DATU LOLO
20. I PAMUSURANG DG. PABETA
21. I BASO DG. PATOMBONG KARAENG CAMPAGAYA, menjelang Perang Gowa Tahun 1905 ditarik ke Gowa oleh Raja Gowa ke-33 Sultan Husain, untuk memegang pasukan melawan Belanda dibawah paji perang(=bate bundu) "Garudaya".

Setelah perang Gowa berakhir, pemerintah kolonial Belanda, berusaha untuk merehabiliter Sanrobone, dengan mengajak salah satu Karaeng Kaballokang untuk diangkat menjadi Pemimpin yang baru, tapi ajakan ini ditolak. Tindakan selanjutnya, berdasarkan Staatblad 1916 No.352 memecah negeri ini menjadi 11 (sebelas) distrik yang dikoordiner oleh seorang pamongpraja Belanda yang bergelar Controleur/Gezaghebber yang berkedudukan di Takalar. Masing-masing distrik dipimpin oleh seorang Karaeng atau seorang Gallarang dan diberi pangkat Regent, masing-masing: 1. SANROBONE (karaeng) yang mula-mula diangkat adalah bekas pembantu-tetap Karaeng Sanrobone ke-20, yaitu : Yusuf Dg. Maropu, kemudian Baso Dg. Manyengka menyusul I Mallombasi Dg. Kilo. ; 2. LAIKANG (karaeng) ; 3. LAKATONG (gallarang) ; 4. BANGKALA (karaeng) ; 5. LENGKESE (gallarang) ; 6. TOPEJAWA (karaeng) ; 7. TAKALARA (karaeng) ; 8. PAPPA (karaeng) ; 9. GALESONG (karaeng) ; 10. BONTONOMPO (karaeng) ; 11. POLOMBANGKENG (karaeng)

Referensi : "Lontara Sanrobone" Collected by (Alm) Abdullah Ambong Dg. Mattola. (Pamanku), di tulis kembali Oleh Tajul Arifin Samman Dg. Mattola.